"DIAM JATUH, JALAN SEIMBANG"

Ketika sepeda (motor) diam, maka tidak ada gaya sentrifugal yang bekerja padanya karena kecepatannya nol. Nah, saat diam inilah gaya gravitasi membuatnya jatuh. Berbeda waktu sepeda (motor) sedang berjalan. Gaya sentrifugal ini mampu mengimbangi berat badan kita sehingga kita tidak jatuh (seimbang). Gaya sentrifugal sangat terasa ketika kita membelok. Saat membelok ke kiri, kita akan merasakan gaya sentrifugal ke kanan (tubuh kita terasa terlempar ke kanan). Demikian juga ketika sepeda (motor) membelok ke kanan, kita akan terlempar ke kiri. Besarnya gaya sentrifugal ini tergantung pada kecepatan. Semakin cepat sepeda (motor) bergerak, semakin besar gaya sentrifugal yang kita rasakan. Ketika sepeda motor bergerak lambat, gaya sentrifugal kecil. Gaya ini tidak mampu mengatasi gaya berat kita, akibatnya kita mudah jatuh. (Yohanes Surya)

Kehidupan bisa dianalogikan seperti layaknya kita berkendara sepeda (motor). "Diam jatuh, jalan seimbang". Oleh karena itu harus terus berjalan agar bisa tetap seimbang dan dapat mencapai tujuan yang di inginkan. Saat berjalan pun masih bisa terjatuh jika tidak hati-hati karena banyak tantangan dan rintangan yang akan dihadapi. Untuk itu alangkah baiknya jika selalu fokus dalam berkendara, selalu fokus kedepan untuk bisa menghindari atau melewati rintangan dan hambatan. Tetapi juga perlu untuk menengok ke belakang asalkan jangan terlalu sering dan jangan terlalu larut melihat ke belakang. Cukuplah menengok kebelakang sesaat, dan alangkah baiknya dengan menggunakan kaca spion supaya bisa tetap fokus ke depan untuk mencapai tujuan.

Keseimbangan itu juga di dapatkan dengan melalui proses yang tidak mudah. "There is no shortcut for Success, Process is a must!!". Belajar dan terus mencoba. Lihatlah anak kecil yang belajar bersepeda, Dia pada awalnya tidak bisa memperoleh keseimbangan dan akan selalu terjatuh. Dengan selalu mencoba dan mencoba, pada akhirnya sedikit demi sedikit Dia bisa memperoleh keseimbangan, walupun masih mudah terjatuh jika mendapati halangan. Dengan selalu mencoba, lama kelamaan Dia semakin mahir dan lebih tangguh dan kuat karena Dia sudah memperoleh keseimbangan yang sangat baik.

Melalui proses yang sangat panjang dan begitu rumit, dengan mengembangkan kemampuan dan pikiran, mungkin bisa mencapai keseimbangan yang luar biasa. Seperti contoh berikut.
Sepeda motor teknologi Gyroscope, kalau jatuh bisa berdiri sendiri. Dengan teknologi Gyroscope yang ditanamkan pada motor ini, akan membuatnya selalu dalam keadaan seimbang, bahkan ketika diam (tidak berjalan). Dan bahkan ketika mendapat hantaman/dorongan gaya dari luar. Penjelasan lengkapnya di www.otakku.com. "Dan ini mungkin salah satu puncak kesuksesan"





Read More...

Rencana itu Linear, Sedangkan Hidup itu Lateral

Hidup ini berjalan dengan penuh misteri dan sulit ditebak. Banyak orang keliru menjalani hidup dengan cara linear. Setelah A terus B, lalu beralih ke C. Setelah C mungkin ke D atau balik lagi ke A. Begitu terus setiap hari sampai dia mati. Itu linear persis seperti rencana. Padahal hidup ini tidak bisa begitu. Setelah A mungkin saja melompat ke S, atau langsung ke Z. Kenapa tidak? Tuhan pun sudah menunjukkan jalan kepada manusia untuk berpikir lateral, karena banyak rencana dan harapan manusia yang tidak sama dengan rencana Tuhan.

Kalau Anda naik pesawat terbang, pilih duduk di dekat jendela lalu sekali-kali coba lihat ke bawah. Lihat sungai! Kemudian jawab pertanyaan ini. Apakah Anda melihat sungai yang lurus alirannya dari hulu ke hilir? Pasti tidak ada. Itulah hidup. Dia berkelok-kelok, putar sana putar sini tidak ada yang lurus. Tapi pasti sampai juga ke muaranya. Tuhan sudah menunjukkan seperti itulah jalan hidup manusia. Lateral bukan linear.

Coba pula Anda perhatikan mata air. Dia muncul begitu saja, lalu keluar tanpa perduli kondisi sekitarnya. Dia terus mengalir dan mengalir. Kalau ada batu, dia belok ke tempat yang lebih rendah. Terus mengalir. Dia tidak peduli orang memperlakukan dia seperti apa. Mau dikotori, diberaki, diapain saja dia tetap mengalir. Dia tidak tahu ke mana muaranya, tapi dia terus bergerak akhirnya sampai juga di muara.

Tapi kadang manusia lebih hebat dari Tuhan, termasuk dalam masalah rencana. Misalnya seorang dokter yang sedang menangani pasien kritis. Ketika dia gagal menyelamatkan nyawa pasien, dia keluar dari ruangan menemui keluarga pasien sambil berkata dengan yakin, “ Kami sudah berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan tuan X, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.”

Apakah ucapan dokter tadi tepat? Siapa sebenarnya yang sudah punya rencana sejak lama terhadap matinya tuan X. Pasti Tuhan, The Master Planner. Berarti yang rencananya belakangan, yaitu rencana dokter dan keluarganya yang berbeda. Bukan rencana Tuhan yang berbeda dan menjadi kambing hitam atas kematian tuan X, tapi manusialah yang punya rencana macam-macam. Ketika rencananya gagal, dia mengkambinghitamkan rencana Tuhan yang sudah ditentukan jauh sebelum manusia berancana.


Saya yakin, Orang yang berpikir lateral tidak membutuhkan rencana yang njelimet. Dia akan berjalan, segera melakukan dan menuai hasil yang mungkin di luar dugaan orang kebanyakan. Saya berproses saja, jualan telur lalu dapat hasil. Saya beternak ayam lalu dapat hasil. Saya perkenalkan hidroponik dan saya dapat hasilnya. Ini yang sering dilupakan oleh orang pintar. Akibat dari proses itu, bisa positif bisa negatif. Who cares? Buat saya, rencana justru sama dengan bencana. Karena rencana membuat seseorang lambat bertindak, dan membuat orang terlalu banyak harapan.


Sumber : Kutipan dari Buku 'Belajar "Goblok" dari Bob Sadino', Penulis Buku : Dodi Mawardi, Penerbit : Kintamani Publishing
Read More...