Dignity Kitchen, Memberi Harapan Kaum Cacat

(LAPORAN WARTAWAN KR DARI SINGAPURA : JAYADI KASTARI)

Makan di Dignity Kitchen sepintas seperti tidak ada yang berbeda. Begitu pesan makanan semuanya dilayani orang cacat fisik. Sayangnya, aktivitas yang mengahurkan itu dilarang untuk dipotret.

Dignity Kitchen merupakan ide dari Koh Seng Choon. Koh sampai menjual rumah untuk mendirikan proyek Dignity Kitchen di kaki bukit, bukit view techview singapura. Dignity Kitchen memadukan misi kemanusiaan, sosiial dan bisnis.

Dignity Kitchen adalah sekolah pelatihan penjaja makanan pertama di singapura bagi orang cacat dan kurang beruntung.” Ucapnya kepada ’Journalist Visit Programme’ (JVP) Singapore International Foundation (SIF)

Didampingi Yeo Heok Keat (Operation Manager), Koh Sang menjelaskan, dari lubuk hatinya yang terdalam dirinya ingin memberi harapan bagi kaum cacat dan kurang beruntung. “ saya inigin memberi harapan bagi kaum cacat dengan bekerja. Mereka tidak perlu dikasihani, tetapi diberi kesempatan sebagaimana orang normal, “ ucapnya. Kaum cacat, termasuk di singapura juga masih terpinggirkan. “Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut, saya harus berbuat sesuatu,” ujarnya.

Dalam keyakinannya, lewat Dignity Kitchen telah mendidik ratusan orang cacat menyediakan pelatihan langsung praktek selama 6 bulan. Selama pelatihan, setiap jam dibayar 5 dolar singapura.

Yio Hiok kemudian mengajak wartawan keliling tempat pelatihan sambil menjelaskan tahap pelatihan selama 6 bulan. Beragam kasakan Asia disajikan, sesuai potensi yang dimiliki. Harapannya mereka punya keterampilan hidup, masa depan mereka lebih baik dan mandiri.

Marck See, pelanggan yang sejak Dignity Kitchen pertama berdiri bersaksi. Dignity Kitchen awalnya sangat sepi dan dijauhi masyarakat. "tapi saya setiap bulan tetap datang dan makan di sini untuk memberi dukungan bagi kaum cacat,” ucapnya.


Sumber : Harian Kedaulatan Rakyat, 06 September 2013